TUHAN MENGHENDAKI KITA PINTAR, BELAJARLAH
Setelah lahir ke dunia, ummat manusia diwajibkan oleh Allah SWT untuk menuntut ilmu pengetahuan. Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam al qur'an ayat pertama yang berbunyi: IQRA' (Bacalah). Ayat ini mensiratkan bahwa umat islam harus menjadi orang-orang yang pintar, dan upaya yang dapat ditempuh agar bisa pintar adalah, harus belajar (menuntut ilmu). Hal ini dipertegas oleh hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya "Menuntut ilmu adalah wajib bagi kaum laki-laki dan perempuan". Dalam hadits lain yang artinya "Tuntutlah ilmu walaupun di Negeri Cina".
Ayat serta Hadits Nabi di atas mengingatkan kepada kita betapa pentingnya menuntut ilmu. Allah menghendaki kita semua menjadi insan yang pintar agar tidak mudah diperdaya dan agar lebih mudah mensikapi serta menjalani hidup di dunia.
Selanjutnya proses pendidikan manusia didapati melalui tiga sumber, yaitu (1) pendidikan Orang Tua, (2) pendidikan sekolah (pendidikan Formal), dan (3) pengalaman.
1. Pendidikan Orang Tua
Anak merupakan amanah Allah kepada orang tua (Ibu, Bapa). Dari Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w bersabda: "Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu-bapaknyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Ahmad, Malik).
Setelah anak lahir ke dunia, maka kewajiban orang tuanyalah yang mendidik anak-anaknya agar menjadi manusia yang terdidik dan pintar. Dalam arti kata bahwa kreativitas anak erat hubungannya dengan pola asuh yang diberikan oleh orangtua. Mendidik anak pada hakikatnya merupakan usaha nyata dari pihak orang tua untuk mengembangkan totalitas potensi yang ada pada diri anak. Melalui pendidikan, orang tua memegang peranan sebagai mediator antara anak dan masyarakatnya, antara anak dengan norma-norma kehidupan, antara anak dengan orang dewasa dan sudah tentu dengan visi orang tua masing-masing. Melalui pendidikan dalam keluarga anak akan memenuhi sifat-sifat kemanusiaannya dan berkembang untuk belajar terhadap respon-respon yang diterimanya.
Memberikan pendidikan agama sedini mungkin menjadi faktor utama pembentukan karakter dan jiwa anak. Dengan agama akan tercapai keseimbangan lahir dan batin. Pendidikan agama harus di tanamkan sejak kanak-kanak dengan membiasakan anak bertingkah laku dan berakhlak sesuai ajaran agama. Pendidikan agama ini mempunyai dua aspek penting: Pendidikan agama bertujuan menumbuhkan jiwa atau peribadi yang syarat dengan muatan peraturan yang baik sesuai dengan ajaran agama, Pendidikan agama merupakan pemenuhan aspek kognitif dari anak.
Mengingat orang tua (ibu dan bapak) merupakan orang yang paling banyak berinteraksi langsung dengan anak-anaknya, maka orang tua harus mendidik anak dengan serius dan tulus. Jauhi anak-anak dari didikan yang tidak mendidik, misalya sejak kecil anak-anak sudah diperdengarkan ucapan-ucapan kotor dan kasar, terlalu memanjakan anak, mencontohkan perilaku yang suka lalai dalam ibadah, dan lain-lain.
2. Pendidikan Sekolah (Pendidikan Formal)
Sumber pendidikan kedua adalah pendidikan Sekolah (Pendidikan Formal). Secara umum pendidikan sebagai kebutuhan hidup, memainkan peranan sosial atau dukungan terhadap pertumbuhan dan juga memandu perjalanan umat manusia, baik itu perorangan, masyarakat, bangsa dan negara. Maka posisi pendidikan menjadi sebuah kegiatan yang merangkum kepentingan jangka panjang atau masa depan. Bukan sekedar kebutuhan dalam pengertian yang umum, tetapi sebagai kebutuhan mendasar. Pendidikan juga sering disebut sebagai investasi sumber daya manusia, dan sebagai modal sosial seseorang. Sehingga tidak akan mungkin selesai, tetapi berkelanjutan. Jadi membicarakan pendidikan adalah membicarakan masa depan. Dan masa depan selalu mengalami perubahan yang luar biasa.
Jauh sebelum ahli pendidikan masa depan Alvin Pufler menegaskan bahwa pendidikan terkait dengan perkembangan masa depan. Rasulullah Muhammad SAW telah bersabda "Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka adalah anak generasi zaman berbeda dengan zaman kamu". Jadi harus memberikan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan, perubahan, pembaharuan, dan juga hal-hal yang terus berlangsung. Karena hidup itu terus berlangsung, maka menangani pendidikan sebetulnya sama dengan menangani masa depan. Oleh karena itu harus terus-menerus diperbaharui, dipertegas dan dipertajam.
Rasulallah Muhammad telah menyampaikan bahwa pendidikan itu dimulai dari bayi sampai liang lahat. Kemudian muncul istilah belajar sepanjang hayat, life long learning, pendidikan usia dini, dan sebagainya. Itu istilah-istilah akademis, dalam prakteknya sudah berjalan. Agar hal itu menjadi sistematis maka dibangunlah sistem, sehingga setiap negara membangun sistem pendidikannya. Dan tentu hal itu semua dikaitkan dengan lingkungan geografis, sospol, agama dan yang lain.
Dalam UUD 45, setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan pendidikan bahkan wajib memperoleh pelayanan pendidikan yang baik. Karena pendidikan adalah untuk masa depan yang tidak bisa mudah diprediksikan tentu dengan UUD tersebut dapat lebih mudah diprediksi. Tentu hal ini memerlukan dukungan fasilitas dan biaya yang luar biasa besarnya.
Pendidikan di sekolah akan membuka wawasan berfikir anak. Empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal (Sekolah/Perguruan Tinggi), yaitu: (1) learning to Know (belajar untuk mengetahui), (2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu, (3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan (4) learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).
Keempat pilar pendidikan tersebut diharapkan mampu diaplikasikan oleh peserta didik setelah mengenyam pendidikan formal di sekolah maupun perguruan tinggi. Dengan demikian, tuntutan pendidikan masa depan harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral manusia Indonesia pada umumnya.
3. Pengalaman
Di samping pendidikan Orang Tua, Pendidikan Formal (pendidikan yang diselenggarakan di Sekolah maupun Perguruan Tinggi), proses pendidikan juga bisa didapat melalui pengalaman. Orang bijak bilang "pengalaman adalah guru terbaik."
Pengetahuan bisa kita peroleh melalui pengalaman berdasarkan fenomena-fenomena yang kita lihat, kita saksikan, dan kita alami melalui proses interaksi dengan lingkungan tempat di mana kita berada.
Pengalaman itu sebetulnya tidak harus pengalaman diri sendiri, tetapi, pengalaman orang lain juga merupakan guru terbaik. Meniru pengalaman orang-orang yang sukses juga akan lebih baik. Mungkin ada yang mengatakan tidak mungkin menemukan jalan yang sama persis. Betul, tetapi kita akan menemukan bagaimana orang berhasil menghadapi rintangan dan bagaimana mengatasinya. Misalnya, tentang terpaan dan didikan keras dari orang tua sehingga mereka dulu kehilangan masa remaja, disiplin terhadap waktu, ketaatan pada janji, pergi pagi sekali ketika orang masih terlelap, pulang saat larut malam, terus mencoba sesuatu tanpa putus asa, menjaga kepercayaan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Untuk menjemput masa depan adalah sebuah proses. Di situlah peran pendidikan. Pendidikan tidak pernah berakhir, yang dikenal dengan istilah Life Long Education. Pendidikan adalah aset masa depan dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Makin banyak dan makin tinggi pendidikan seseorang makin baik, bahkan, tiap warga negara diharapkan agar terus belajar sepanjang hayat. Dengan demikian, pendidikan merupakan faktor prioritas yang perlu dibangun dan ditingkatkan mutunya. "Belajarlah, karena tuhan tidak menginginkan kita bodoh. Tuhan menginginkan kita pintar." Ingat, "Kecantikan yang abadi terletak pada keelokkan adab dan ketinggian ilmu seseorang, bukan terletak pada wajah dan pakaiannya." "Tidak ada orang yang bodo di dunia ini, yang ada hanyalah orang yang malas belajar (menuntut ilmu)."
Nama & E-mail (Penulis): M. Sobry Sutikno
Jumat, 02 Januari 2009
TUHAN MENGHENDAKI KITA PINTAR, BELAJARLAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar