Jumat, 02 Januari 2009

Menjadi Guru Bukan Pilihan

Menjadi Guru Bukan Pilihan

Indonesia telah terpuruk dan menjadi miskin sejak tahun 1997. Sejak itu secara makro Indonesia belum bangkit dari keterpurukan dan kemiskinan di berbagai sektor termasuk kemiskinan rasa. Hampir semua kalangan berbicara tentang kemiskinan dan upaya-upaya penanggulangannya. Sebagian besar mendiskusikan upaya penanggulan kemiskinan dengan cara menggelar seminar-seminar atau workshop di hotel-hotel berbintang dan di luar kota. Dari hasil seminar tersebut disimpulkan bahwa kemiskinan terjadi karena tingkat pendidikan kita yang masih rendah. Masih lebih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengenyam pendidikan. Karena demikian besarnya minat masyarakat terhadap pendidikan menyebabkan hampir semua kalangan baik yang berpendidikan tinggi maupun berpendidikan biasa saja mulai menggeluti dunia pendidikan.

Menjadi guru bukan lagi profesi yang dapat ditekuni melalui jenjang pendidikan guru. Menjadi guru dapat dilakukan oleh siapapun yang tergerak untuk bekerja. Saat ini begitu mudahnya orang mencari pekerjaan menjadi guru (tidak bersertifikat). Mengapa banyak orang ingin menjadi guru? Karena makin banyak orang membuat sekolah. Mencari pekerjaan lain membutuhkan berbagai macam keahlian dan ketrampilan sedangkan menjadi guru adalah mengajar anak-anak yang notabene belum tahu ilmu yang disampaikan benar atau salah. Apapun yang didampaikan guru dapat langsung ditelan saja oleh para siswa. Ibaratnya apapun yang diberikan guru tidak akan berdampak pada kerusakan yang nyata terlihat tetapi kerusakan itu mulai menggerogoti anak didik secara perlahan ibarat penyakit kanker, yang baru bisa terlihat ketika sudah stadium lanjut. Sedangkan bila menjadi dokter, bila salah memberikan wejangan atau obat akan seketika terlihat dampaknya dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Itulah sebabnya sangat sedikit orang yang tidak mengerti ilmu kedokteran mau berpraktek seperti dokter.

Nama & E-mail (Penulis): Dra.Hj.Nurlaila NQM Tientje, M.Pd.
Kepala Sekolah di Sekolah Hanaeka Bogor

0 komentar:

TIME IS MONEY

ISLAMIC FINDER