Senin, 05 Januari 2009

Kaki bengkak (ankle edema)

Kaki bengkak (ankle edema) adalah pembengkakan pada tungkai bawah yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada kaki tersebut.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan ankle edema ini. Faktor yang berperan adalah kadar protein (albumin) dalam darah yang rendah, fungsi pompa jantung menurun, sumbatan pembuluh darah atau pembuluh limfe, penyakit liver dan ginjal kronis, posisi tungkai terlalu lama tergantung (gravitasi).

Ankle edema ini terjadi pada kedua tungkai tetapi dapat juga terjadi pada satu tungkai saja. Ankle edema hanya satu tungkai saja disebabkan karena aliran pembuluh darah atau pembulih limfe tersumbat, sumbatan ini dapat terjadi karena darah yang kental lalu membeku didalam pembuluh darah atau massa tumor yang menekan pembuluh darah atau pembuluh limfe.

Pemeriksaan yang dilakukan sangat mudah yakni dengan menekan pada daerah mata kaki akan timbul cekungan yang cukup lama untuk kembali pada keadaan normal. Pemeriksaan lanjutan untuk menentukan penyebab dari ankle edema adalah menentukan kadar protein darah dan di air seni (urin), pemeriksaan jantung (Rontgen dada, EKG), fungsi liver dan ginjal.

Pengobatan awal yang dapat dilakukan dengan mengganjal kaki agar tidak tergantung dan meninggikan kaki pada saat berbaring. Pengobatan lanjutan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
1 bulan lalu

Pergelangan kaki bengkak bisa akibat cedera atau penyakit tulang, otot dan sendi. Penyebabnya secara umum akibat reaksi inflamasi/peradangan di daerah tersebut, antara lain asam urat, rheumatoid arthritis dll. Kalau mau lebih jelas periksa ke dokter bedah tulang, dokter penyakit dalam atau dokter spesialis akupunktur.
1 bulan lalu












Filariasis limfatik di Indonesia disebabkan oleh
W.
bancrofti,
B.
malayi dan
B.
timori, menyerang kelenjar dan pembuluh getah bening. Penularan terjadi melalui
vektor nyamuk Culex spp.,
Anopheles
spp., Aedes
spp.
dan Mansonia spp.
Dalam perjalanan penyakit, filariasis bermula dengan adenolimfangitis kuta ber-
ulang dan berakhir dengan obstruksi menahun dari sistem limfatik, dengan masa
prepaten/ inkubasi, gejala klinik akut dan menahun.
Gejala klinik akut merupakan limfadenitis dan limfangitis akuta disertai panas dan
malaise. Pada filariasis bancrofti sering terjadi funikulitis, epididimitis, orchitis, adeno-
limfangitis inguinal/aksila dengan limfangitis retrograd. Pada filariasis brugia, limfade-
nitis terutama terjadi pada kelenjar inguinal, dengan limfedema pada pergelangan kaki
dan kaki. Pada saat serangan penderita tidak mampu bekerja selama beberapa hari.
Penderita dapat ditemukan amikrofilaremik ataupun mikrofilaremik.
Gejala menahun terjadi 10­15 tahun setelah serangan pertama, berupa cacat yang
mengganggu aktivitas, berupa hidrokel, chyluria, limfedema dan elefantiasis pada fila-
riasisbancrofti dan elefantiasis tungkai sebawah lutut/siku. Mikrofilaremi jarang
ditemukan pada saat ini.
Diagnosis klinik ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik untuk me-
nentukan angka kesakitan akut dan menahun (ADR dan CDR). Diagnosis parasitologik
ditegakkan dengan ditemukannya mikrofilaria dalam peredaran darah. Deteksi antigen
dengan cara immunodiagnosis dapat dipakai pada masa prepaten/inkubasi, amikrofi-
laremi dan gejala menahun.
Dietilkarbamasin adalah satu-satunya obat filariasis yang ampuh, aman, murah dan
belum menunjukkan adanya resistensi obat. Reaksi samping dapat diatasi dengan obat
simptomatik. Dosis standard adalah dosis tunggal 5 mg/kgBB/hari, 15 hari untuk
filariasis bancrofti dan 10 hari untuk filariasis brugia.
Pemberantasan filariasis meliputi pengobatan, pemberantasan nyamuk dan
penyuluhan, dengan tujuan menurunkan ADR, mf
rate
dan mempertahankan CDR.
Pengobatan massal dilaksanakan bila ADR > 0% dan mf
rate
> 5%, bila ADR 0% dan
mf
rate
<
5%
diadakan pengobatan selektif.

0 komentar:

TIME IS MONEY

ISLAMIC FINDER